Halaman

Rabu, 30 Oktober 2013


Malam itu tepat menunjukan pukul 11 malam. rama bermain gitar di kamar dengan setengah mengantuk. tak lama Ia mengirim sms kepada Pacarnya, Trias. “Lagi apa sayang?”

“kamu udah tidur ya?”
“good night sayang. mimpi indah”

Namun trias tidak membalasnya. berkali-kali rama mengintip handphone nya. namun tidak ada jawaban darinya. Ia tidak membalasnya hingga rama pun akhirnya tertidur.

Entah sudah pukul berapa, tiba-tiba matanya terbuka. Ia melihat handphonenya berbunyi. ada sms dari Trias. matanya masih setengah sadar. tapi sepertinya memang itu sms dari Ias.

“Rama, bisa minta waktunya sebentar? aku tunggu di taman ya sekarang. cepetan” Hah, jam segini ke taman ngapain? gumamnya keheranan.

Dengan mengendap-endap Rama keluar dari rumah. Ia sengaja memilih jalan kaki karena jarak dari rumah ke taman tidak terlalu jauh. akhirnya Rama sampai juga di taman. Ia melihat Ias yang sedang duduk di bawah lampu taman. mukanya kusut sekali tidak seperti biasanya. Ia mengintip jam tangan nya berkali-kali hingga hampir pergi, tapi Rama menghadangnya. “Maaf sayang, aku telat..”
“Iya, telat banget.” jawabnya kesal.
“Ada apa yang? malam-malam begini..”
“Rama.”
“Iya.” jawab Rama tegang
“Aku.. aku minta putus”
“Lho, kenapa!? kita baru jalan seminggu!”
“Ia aku tahu! tapi kamu apa pernah nanyain kabar aku? yang kamu pikirin itu apa sih? apa ada gadis lain selain aku?” “Ya ampun. maaf sayang aku gak bermaksud buat ngehindar dari kamu. hari itu aku masih nyari tempat kost buat kuliah besok. aku juga ngambil berkas-berkas ku di SMA. belum nyiapin syarat-syarat buat ospek besok sayang.. iya maaf aku terlalu egois. tapi di sela-sela waktu itu aku juga sms kamu kan? aku tahu mungkin kamu juga sibuk dengan urusanmu jadi lebih baik aku membiarkanya saja. aku takut mengganggumu apalagi menelponmu.”
“tetapi kenapa kamu tidak memberi tahuku terlebih dahulu?”
“kamu juga kenapa tidak membalas sms ku?” tanya balik Rama lagi.
“Udah deh emang gak ada kelarnya ngomong sama kamu ini! aku udah ngalah sampai akhirnya berenti sampai di 1 minggu ini. Aku sudah capek! kita putus” katanya sambil berlalu meninggalkan Rama. “Ias! tolong beri aku kesempatan 1 kali ini lagi! aku gak akan ngulangi lagi Ias! .. Ias!!!” jerit Rama. tapi, sudahlah. mungkin memang itu keputusanya.

Rama pulang dengan pikiran kosong. ia jalan terhuyung-huyung di tengah jalan yang sudah sepi. Ia mengintip jam tanganya yang sudah pukul 03.24 pagi hampir pukul setengah empat.
Tiba-tiba terdengar bunyi tabrakan dari arah kiri Rama. bunyi itu sangat kencang sehingga semua nyawa nya kembali utuh. Ia segera berlari mendekati lokasi tersebut.

Betapa terkejutnya Rama jika salah satu yang menjadi korbanya itu Raiha, teman SMA. tapi anehnya dari kejauhan terlihat Ias berlari-lari mendekati kerumunan yang ku dekati juga. Ia tampak mendesak-desak warga lalu memeluk Raiha erat-erat. “Sayang, kamu gak papa kan?” tiba-tiba ada sesuatu yang sesak di dada Rama. seperti, ada keganjalan di dalam dada nya. sakit sekali.

Rama perlahan menjauh dari kerumunan itu. selangkah demi selangkah Ia meneteskan air mata. sedih, kecewa, malu, dan capek bercampur manjadi satu. ia tidak menyangka bahwa gadis yang baru di pacari nya seminggu harus pergi dengan sahabatnya sendiri. sedangkan sahabatnya mengalami kecelakaan parah. hidungnya mengeluarkan darah yang cukup deras. Subhanallah, rasanya seperti mimpi.

Akhirnya sampailah Rama di rumah. kini Ia tidak ingin bicara sepetah pun di lubuk hatinya. hati nya sudah di asah oleh Ias, sudah lecet, perih rasanya. belum Raiha yang memang telah berpacaran dengan Ias sejak 4 hari setelah jadian dengan Rama. Entah seperti apa keadaan hati nya sekarang. Remuk. Iya, remuk.

Tapi anehnya belum ada rasa kantuk di mata nya sama sekali. hingga shubuh datang. tiba-tiba, terdengar siaran sayup-sayup yang juga di barengi oleh suara adzan. Rama kaget ketika sang penyiar mengucapkan berita duka yang bernama… Raiha.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar